Jumat, 19 November 2010

Hujan

Hujan...
Sore hariku dipenuhi oleh tangisan langit
Menggambarkan bagaimana sedihnya langit ini
Sesedih daun-daun berguguran
Alam memiliki perasaan
Bukan hanya manusia
Mereka bisa sedih, gembira, bahkan marah

Tangisan langit masih berjatuhan mengiringi geraknya jarum jam
Kadang cepat
Kadang lambat
Apakah sebesar itu kepedihan dari langit itu sendiri?
Bukankah itu semua kesalahan kita para manusia
Dan mengapa kau hanya menangis?
Apakah hanya dengan menangis kita manusia dapat memahami kepedihanmu?
Apakah hanya dengan menangis kita manusia dapat melihat isi dari kenangan burukmu?
Apakah hanya dengan menangis kita manusia dapat mengubah apa yang sekarang terjadi?
Apa tindakanmu? Apa harapanmu? Apa yang kau inginkan?

Selasa, 09 November 2010

Kisah Andy

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah yang berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyebrangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja tiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya.
Tindakannya ini selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut.

Kamis, 04 November 2010

Sang Pencabut Nyawa

Segala kesalahan yang telah menyelimutiku sepanjang hari ini
Tak kuat aku menahan beban masalah-masalahku
Beban yang selama ini kumiliki sebagai makhluk ciptaanNya
Dengan kian banyaknya kebencian
Dengan kian banyaknya penderitaan
Hati sudah tak kuat membendung segala penyesalan ini
Kini saatnya aku pasrah pada Sang Pencabut Nyawa
Ambilah nyawa sampahku
Nyawa yang tak ada gunanya
Nyawa yang selama ini selalu menyusahkan orang lain
Akan terbuang dengan segala macam masalah dan penderitaan
Dan akan menimbulkan sebuah kebahagiaan bagi kalian yang membenciku
Dengan ini,
Malaikat, ambilah nyawa yang tidak berhargaku ini
Dan buanglah di tempat nyawa-nyawa terbuang
Di tempat yang paling dalam, yang paling suram

Dan inilah saatnya
Wahai engkau, Sang Pencabut Nyawa
Ambilah nyawaku
Adapun kata-kata terakhir yang akan kuucapkan saat ini
"Selamat Tinggal, Teman"