inilah kumpulan puisinya:
Berburu adalah kesenangan yang liar.
Namun, kita terlahir untuk melakukannya.
Ketika Ratu Es menangisi sang pengembara…
Ketika Ratu Es menangisi sang pengembara yang tidak lagi mengunjungi dirinya.
Peri-peri gunung sudah membunuhnya..
Hati sang Ratu Es yang dulu selalu membeku, untuk pertama kalinya mencair..
Ratu es, oh, Ratu Es
Mengapa kau bersedih?
Bukankah hatimu juga terbuat dari es?
Jiwanya..
Jiwanya..
Jiwanya sudah habis tertelan..
Mengapa harus mengalami semua ini?
Manusia,
Oh, sungguh kalian tidak adil
Selalu saja menilai dari sampulnya
Mengapa kalian tidak melihat lebih dalam?
Mengapa?
Selalu saja menilai begitu saja
Lihatlah.
Tataplah dirinya.
Lihatlah masa lalunya.
Apabila kalian mengalaminya, kalian tentu bertindak sama sepertinya
Kalian munafik
Selalu bicara sok baik di depan.
Mengapa?
Selalu menceramahinya
Seolah-olah kau sudah pernah merasakannya….
Seolah-olah kau tidak akan melakukannya bila hal itu terjadi..
Seolah-olah kau tidak akan pernah membunuh orang yang membuatmu jadi sepertinya
Seorang psikopat
Kalian egois, tidak pernah mau mengerti perasaan orang lain.
Kenapa?
Ia juga manusia
Dia juga mau dihargai
Aku juga mau dipuji
Aku juga mau mendapatkan perlakuan yang sama
Perlakuan yang sama
Dengarkanlah segala keluh kesahnya, wahai manusia
Bahkan burung-burung dan pohon tak sanggup untuk mengabaikannya lagi
Begitu mereka mendengar keluh kesahnya
Manusia, manusia..
Mengapa kalian begitu egois?
Mengapa kalian selalu bertindak menghakimi?
Padahal, nanti kalian yang akan dihakimi.
Bukan kalian yang menghakimi
Dengarkanlah semua ceritanya
Berikanlah komentar
Supaya dia merasa dihargai
Dia tidak membutuhkan perhatian lagi
Karena dia tahu, dia tidak akan pernah mendapatkannya
Tapi, dia tahu
Alam mencukupi semua kebutuhannya
Alam tidak akan membiarkannya binasa begitu saja.
Kewarasannya memang sudah ditelan oleh kalian, manusia
Tapi Dewa tidak akan diam
Ia akan mengirimkan bantuan dari alam untuk mendengarkan segala keluh kesahnya.
Hidup & mati seseorang dikuasai lidah,
siapa suka menggemakannya,
akan memakan buahnya.
Terima kasih
Walau aku memaksamu
Dengan cara yang sangat kasar
Akhirnya kau melihat semua yang terjadi padaku
Sekarang
Pergilah, selamatkan aku
Selamatkan hidupku yang ada di sana
Aku tidak mau diriku berakhir dengan keadaan mengenaskan
Kau tidak perlu menemaniku seperti 'mereka'
Mereka memang tercipta untuk menemaniku
Tapi, tolonglah aku
Aku yang di sana
Supaya aku yang disana tidak berakhir mengenaskan
Terima kasih…
Seberapa jauh aku harus kembali? Katakan padaku.
Semua begitu terang, hingga disertai rasa sakit.
Kebenaran adalah sesuatu yang tak dapat kita mengerti satu sama lain.
Jadi, aku meninggalkan dan tidak melihat ke belakang.
Jatuh ke dalam tidur yang terang, memenuhi setiap bagian diriku.
Aku tidak melakukan janji itu…
…sejak lama, aku membuang cahayaku.
Dan seperti sinar matahari pada pagi hari,…
…yang tak pernah kembali.
Sungguh puisi yang menyedihkan, akan lebih menyedihkan bila sudah membaca ceritanya